Category Archives: Makanan dan Cemilan

Aroma Vanila Terbukti Sama Dengan Aroma Pantat Berang Berang


Para penyuka aroma vanila mungkin bakal jijik bahkan ilfeel mendengar hasil penelitian yang satu ini. Aroma vanila ternyata mirip bau dubur berang-berang. Menurut sebuah studi tahun 2007 di International Journal of Toxicology, dubur berang-berang mengeluarkan goo alias zat lengket atau berlendir yang disebut castoreum, yang digunakan hewan untuk menandai wilayah mereka.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS mencantumkan castoreum sebagai zat aditif yang secara umum dianggap aman, dan produsen wewangian telah menggunakannya secara ekstensif dalam parfum dan makanan selama setidaknya 80 tahun.

“Saya mengangkat ekor hewan itu, dan saya seperti menempelkan hidung di dekat pantatnya,” kata Joanne Crawford, seorang ahli ekologi satwa liar dari Southern Illinois University, seperti dikutip dari National Geographic. “Orang-orang mengira saya gila. Saya memberi tahu mereka, bahwa dubur berang-berang punya bau yang enak,” sambungnya.

Castoreum adalah senyawa kimia yang sebagian besar berasal dari kantung dubur berang-berang, yang terletak di antara panggul dan pangkal ekor. Karena letaknya yang dekat dengan kelenjar anal, castoreum sering kali merupakan kombinasi dari sekresi kelenjar dubur, sekresi kelenjar anal, dan urine. “Lendir coklat yang harum memiliki konsistensi molase, meskipun tidak terlalu kental,” kata Crawford.

Sementara sebagian besar sekresi anal berbau busuk karena bakteri penghasil bau di usus, senyawa kimia ini adalah produk dari pola makan berang-berang yang unik, terdiri dari daun dan kulit kayu. Alih-alih berbau menjijikkan, castoreum memiliki aroma musky vanila, itulah sebabnya para ahli dan ilmuwan makanan suka memasukkannya ke dalam resep.

Namun, membuat berang-berang agar menghasilkan kantung dubur untuk keperluan pengolahan makanan adalah hal yang sulit. Ahli makanan yang bertekad mendapatkan zat lengket tersebut harus membius hewan tersebut dan kemudian memerah bagian bawahnya. “Anda bisa memerah kelenjar anus untuk bisa mengekstrak cairannya, untuk menyemprotkan castoreum agar keluar. Ini sangat menjijikkan,” kata Crawford.

Perburuan berang-berang
Rasa vanila pada makanan yang dibuat secara massal di pabrik memang tidak berasal dari tanaman vanila asli. Ini berkaitan dengan harga vanila yang sangat mahal, apalagi kalau digunakan dalam jumlah yang sangat banyak.

Produsen makanan tentu tak mau menanggung kerugian untuk membeli banyak vanila. Salah satu solusinya yakni menggunakan castoreum. Saking banyak perusahaan yang mencari ekstrak dubur berang-berang, akhirnya banyak perburuan liar yang kemudian membuat populasi berang-berang semakin sedikit.

Menurut Robert Chilcott dari University of Hertfordshire, ekstrak dubur berang-berang ini sudah sedikit digunakan karena perburuan liar yang dilarang di berbagai negara. Sebagai gantinya, ada bahan alami berbasis tumbuhan yang juga menghasilkan aroma mirip vanila.

“Seorang ahli kimia asal Jerman menemukan bahwa vanillin (salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab atas rasa vanila) dapat diekstraksi dari berbagai tumbuhan. Ekstrak tumbuhan ini kemudian dikenal sebagai vanili sintetis,” ujar Robert.

Penggunaan vanila sintetis pada bahan makanan saat ini mencapai angka 94% atau sekitar 37.286 ton per tahunnya. Sementara sisanya yakni 6% produk makanan dibuat dengan mencampurkan vanila asli. Ditemukannya ekstrak vanila dari tumbuhan ini menjadikan perburuan kantung dubur berang-berang lambat laun berhenti. Kini produsen makanan berhenti menggunakan ekstrak dubur berang-berang.

Meskipun demikian, ada satu minuman khas Swedia yang masih diolah menggunakan ekstrak dubur berang-berang. Minuman ini dikenal dengan sebutan Bäverhojt dan dibuat dengan cara merendam dubur berang-berang di dalam botol. Jadi, apakah aroma vanila yang kalian rasa dan hirup berasal dari dubur berang-berang? Karena label FDA-nya, dalam beberapa kasus, produsen tidak perlu mencantumkan castoreum pada daftar bahan dan malah menyebutnya sebagai penyedap alami. Hmmm mungkin kalian bisa menebaknya sendiri.

Cara Memilih Ikan Lele Yang Sehat Untuk Dimakan


Meski dikabarkan mengandung racun penyebab kanker, lele tetap diakui sebagai sumber nutrisi. Namun harus dipastikan, lele yang dikonsumsi adalah lele yang sehat. “Ikan lele yang baik dapat dilihat dari ukuran, pergerakan, dan fisiknya,” kata Febri Nanda dari Asosiasi Pembudidaya Lele Seluruh Indonesia (Aplesi), seperti ditulis pada Sabtu (24/10/2015).

Menurut Febri, ikan lele yang baik harus punya pergerakan yang aktif. Begitu pula ukurannya, harus memenuhi standar tertentu. Tekstur dagingnya keras, tidak lembek. “Sebaliknya, ikan lele yang tidak sehat akan lambat pada pergerakan. Posisinya nggantung, dan dagingnya lembek. Itu biasanya karena lele diberi makan jeroan,” lanjut Febri.

Lele yang sehat, menurut Febri diperoleh dari budidaya di tempat yang memenuhi syarat. Pakan untuk lele budidaya sangat diperhatikan, ikan-ikan tersebut tidak sembarangan boleh mengonsumsi limbah seperti di habitat asalnya. “Kemudian juga diberi probiotik, itu semacam bakteri yang membantu pencernaan lele. Usus lele lebih rapuh dibanding ikan yang lain,” jelas Febri.

Asalkan dipelihara dengan baik di lingkungan yang juga terjamin kesehatannya, ikan lele bisa diandalkan sebagai sumber protein dan asam lemak yang baik untuk kesehatan. Jadi, tidak perlu takut makan lele ya?

Manfaat Makan Kaldu Rebusan Tulang Ikan


Saat ini muncul tren di antara kalangan pelaku diet paleo untuk mengonsumsi kaldu rebusan tulang. Sisa-sisa tulang apa saja baik dari ayam, sapi, atau ikan dikumpulkan dan direbus kembali untuk diekstrak kaldunya dan diolah menjadi makanan berkuah. Apa yang menjadi pendorong tren ini dan manfaat apa yang diharapkan? Ahli nutrisi Dr Kellyann Petrucci menjelaskan bahwa kaldu-kaldu yang keluar setelah tulang direbus lama (lebih dari 12 jam) ini yang diincar oleh orang-orang.

Ketika tulang direbus lama beragam mineral penting seperti kalsium, magnesium, gelatin, dan kolagen akan keluar dari dalamnya yang diyakini baik untuk kulit, persendian, dan kesehatan perut secara keseluruhan. “Gelatin membantu memperkuat pencernaan. Dia bisa membantu meredakan inflamasi kronis dan meningkatkan kesehatan tubuh. Manfaatnya Anda bisa jadi lebih mudah menguruskan badan, merasa lebih berenergi, dan bahkan terbebas dari masalah kulit seperti eczema,” kata Petrucci kepada Medical Daily dan dikutip pada Selasa (8/12/2015).

Selain manfaat dari kandungan zat, kaldu rebusan tulang sendiri bisa membantu program diet karena membuat seseorang mudah kenyang berkat kepadatannya. “Saat Anda hanya meminum satu cangkir sop, Anda akan merasa seperti makan satu porsi meski sebetulnya yang masuk itu baru hanya 50 sampai 60 kalori,” tutup sang penulis buku ‘Living Paleo for Dummies’. Untuk menjaga kesehatan tulang, orang-orang dianjurkan berolahraga secara rutin. Selain itu perlu nutrisi yang bersahabat untuk tulang. Nah, makan ikan setulang-tulangnya disebut-sebut baik untuk kesehatan tulang.

“Nutrisi yang kaya akan kalsium antara lain ikan yang dikonsumsi dengan tulang-tulangnya,” ujar Medical Marketing Manager Fonterra Brands Indonesia, dr Marko Lumalessil, MM, MH. Kes. Biasanya orang ikan yang dimakan setulang-tulangnya adalah yang dipresto dan ikan teri. Namun butuh asupan ikan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan kalsium di atas 1.000 mg bagi orang yang berusia 35 tahun ke atas.

Selain itu nutrisi yang baik untuk tulang adalah sayuran warna hijau, seperti brokoli. Susu juga disebut sebagai asupan yang bersahabat dengan kesehatan tulang. “Tapi tidak hanya nutrisi saja ya. Karena olahraga juga penting untuk tulang,” imbuh dr Marko. Olahraga yang rutin dilakukan akan mendukung kebebasan bergerak. dr Marko pun menganjurkan olahraga minimal tiga kali per minggu, di mana masing-masing dilakukan selama 30 menit. Untuk bisa bebas bergerak dibutuhkan tulang yang kuat, keseimbangan badan yang baik dan otot lentur.

“Ada studi klinis, olahraga terbaik untuk kepadatan tulang yakni dengan pembebanan misalnya jogging, aerobik, angkat beban, menghentak seperti body combat atau zumba. Jalan kaki sambil membawa barang belanjaan, yoga,” terang dr Marco.

Cara Mengawetkan Bawang Secara Alami Dengan Rumah Bawang


rumahbawangKomoditas bawang merah bisa disimpan di tempat tertentu agar bisa tahan lama. Dengan begitu, bisa lebih menguntungkan ketika panen raya dan mencegah harga jatuh. Bawang merah dengan penanganan pasca panen yang baik sebetulnya bisa disimpan sampai enam bulan. Sigit Nugraha, seorang peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Kementerian Pertanian menyebutkan, pada 2007 pihaknya berhasil merancang ‘rumah bawang’ untuk menyimpan bawang merah.

‘Rumah bawang’ bisa dibangun di tengah sawah dan bisa menyimpan bawang merah selama 6 bulan. Setelah dipanen, bawang merah perlu dikering dan dianginkan di bawah sinar matahari selama 7-9 hari untuk mencegah busuk. Namun repotnya, cara ini sulit dilakukan jika matahari ternyata tidak muncul. ‘Rumah bawang’ dibangun dengan menerapkan sistem pengeringan-penyimpanan atau instore drying. Ruang dapat diatur sesuai kondisi optimum untuk proses pengeringan dan penyimpanan bawang merah.

“Bawang merah teknik penyimpanannya supaya bisa tahan 6 bulan yaitu dengan instore dryer. Peneliti kita dari Balai Besar Pasca Panen sudah bisa membuatnya. Bangunan itu tidak perlu energi listrik karena pakai panas matahari. Sebab yang diperlukan bawang merah itu hanya sirkulasi udara dan matahari saja,” ungkap Rudi Tjahtjohutomo, Kepala Balai Besar Pascapanen Kementerian Pertanian kepada detikFinance di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (16/10/2015).

Rudi menjelaskan, bangunan tersebut bisa menampung 5-10 ton bawang merah dengan ukuran 6×6 meter dengan tinggi 3 meter. “Kapasitas 5-10 ton. Atap bangunan terbuat dari fibre glass transparan yang dilengkapi dengan aerasi. Dinding dari fibre glass atau plastik juga bisa. Rangka dari besi atau kayu,” jelasnya. ‘Rumah bawang’ ini, kata Rudi, sudah direplikasi dengan bantuan biaya dari Bank Indonesia.

“Sudah direplikasi, di Kalteng sudah ada. Itu sudah dipakai petani terbukti bisa menyimpan bawang merah selama 6 bulan,” ucapnya. Rencananya, lanjut Rudi, dryer ini akan dibangun di daerah sentra-sentra bawang merah. Bawang yang sudah dipanen, setelah disortir, bisa disimpan di dalam bangunan tersebut. ‘Rumah bawang’ tidak perlu listrik.

“Pakai tenaga matahari dan windblower untuk memutar udara. Kalau di dalam panas, akan mengeluarkan suhu dari dalam. Kalau matahari terlalu terik, lapisan terpal di atas akan digulung. Kalau panas sedang, bisa dibuka. Ini praktis sekali,” terangnya. Bawang merah yang dikeringkan dalam bangunan ini hanya butuh waktu 3 hari. Jika dibanding teknik penjemuran di lahan sawah atau bahu jalan, membutuhkan waktu 9 hari dan risiko terkena hujan.

Keuntungan lainnya, lanjut Rudi, risiko susut pun berkurang. Petani di Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya sudah pernah mencobanya. “Sudah dicoba oleh petani di Banturung ada 3 unit di sana bisa bertahan enam bulan dengan penyusutan hanya 4-5%. Sangat sederhana bentuknya dan sangat sesuai karena bisa dibangun di dekat sawah petani bawang merah,” kata dia.

Orang Dengan Status Sosial Tinggi Tidak Suka Teh Manis


Perkara obesitas atau penyakit diabetes sering kali dihubungkan dengan pola diet yang salah, kurang gerak dan konsumsi gula berlebih. Penelitian terbaru yang dibuat oleh The Grocer, perusahaan retail menyimpulkan ternyata berapa banyak gula yang kita campurkan ke minuman kita sangat berhubungan dengan status sosial ekonomi manusia.

Mengutip dari Independent, ternyata masyarakat dengan pendapatan lebih rendah dua kali lebih mungkin menggunakan dua atau lebih porsi gula ke dalam teh mereka dibandingkan dengan mereka yang punya pendapatan lebih besar. Cara orang menyajikan teh memang menggambarkan banyak tentang selera pribadi seseorang. Namun penelitian terbaru itu membuktikan semakin banyak seseorang mencampurkan gula ke dalam minuman mereka semakin menggambarkan status sosial ekonomi mereka.

Secara rinci disebutkan orang dari kelompok status sosial DE yang digambarkan sebagai kelompok orang “dengan jenis pekerjaan yang sedikit membutuhkan keterampilan khusus atau menengah, kelompok pengangguran dan berpendidikan rendah,” dua kali lebih mungkin memasukkan gula sebanyak dua sendok atau lebih ke dalam minuman teh mereka.

Sementara kelompok masyarakat AB yang digolongkan sebagai “ masyarakat dengan kemampuan manajerial, administratif, dan pekerjaan profesional menengah hingga tinggi,” cenderung menghindari gula atau bahkan juga suka minum teh tanpa gula.

Lebih dari sepertiga masyarakat dari golongan ekonomi sosial DE dipastikan menambahkan gula dalam minuman teh mereka. Sementara hanya 26 persen dari kelompok masyarakat menengah atas yang menambahkan gula dalam teh mereka.

Yorkshire adalah area di Inggris dengan jumlah peminum teh di Inggris. Uniknya orang Yorkshire lebih memilih campuran susu dan menghindari gula hingga 42 persen. Sementara orang-orang di area timur laut Inggris tergolong pengguna gula paling banyak dengan 21 persen peserta penelitian mengatakan menambah teh mereka dengan susu, plus dua sendok atau lebih gula dalam teh mereka.

Namun meski pilihan mengonsumsi teh sangat beragam di dunia ini, di Inggris khususnya teh masih jadi minuman panas paling populer. Sekitar 44 persen penduduk mengatakan masih rajin minum teh, bahkan lebih banyak dari jenis minuman lainnya.

Cara Menyimpan Makanan Dengan Benar Agar Tahan Lama


Untuk mempertahankan kesegaran​,​ bahan ma​kanan umumnya disimpan​​ dalam kulkas. Padahal, tidak semua bahan makanan ​cocok​ disimpan dalam suhu yang lebih dingin. Beberapa makanan seperti kopi ​dan​ tomat dapat bertahan lama dan justru lebih enak jika disimpan dalam suhu ruang. Jika punya stok makanan, sebaiknya cermati dulu cara penyimpanannya agar tak membuat rasa ataupun tekstur makanan​ ​berubah. Berikut ini beberapa bahan makanan yang tidak perlu disimpan dalam lemari es.

1. Pisang
Rasa yang enak dan tekstur yang lembut pada pisang dilindungi oleh kulit yang tebal. Sehingga saat Anda menyimpannya dalam lemari es, namun tidak semua orang menyukai tampilan pisang dengan kulit yang berwarna cokelat. Agar kulit pisang tetap berwarna kuning cerah, ​taruh​ di atas meja dengan suhu ruang yang agak sejuk.

2. Kopi
Dengan alasan membuat kopi dapat bertahan lebih lama, banyak orang yang menyimpan kopi di lemari es. Sayangnya, praktik ini tidak dapat mempertahankan aroma dan rasa dari kopi yang sudah dihaluskan. Agar rasanya semakin nikmat dan tetap enak, s​​i​mpan biji kopi ditempat yang sejuk dan gelap serta jauh dari makanan yang memiliki aroma yang kuat seperti durian ataupun daging.

3. Minyak
Minyak mengandung lemak jenuh yang tidak memerlukan pendingin. Bahkan, minyak yang didinginkan akan menyebabkan minyak memiliki tekstur yang padat. Jika Anda membuat sambal dengan minyak, ​t​aruh bawang putih ​cincang ​dalam minyak sebelum mencampurkannya pada sambal.

4. Bawang
Bawang bombay atau merah dapat disimpan dalam suhu kamar. Suhu yang dingin dari kulkas menyebabkan bawang untuk menyerap kelembaban, dan tekstur​nya jadi l​embek dan tampilannya tidak menarik. Jika ingin menyimpan bawang, sebaiknya potong sesuai ​kebutuhan ​dan masukkan ke dalam kantong plastik tertutup agar tetap segar dan mudah digunakan.

5. Selai kacang
Agar teksturnya lebih lembut dan mudah dioles, jangan menyimpan selai kacang di lemari es. Kecuali jika Anda lebih suka tekstur selai yang lebih keras. Hal ini disebabkan karena lemak dari minyak kacang mengeras saat didinginkan.

6. Kentang
Suhu yang dingin menyebabkan pati dalam kentang untuk memecah menjadi gula dan dapat meninggalkan rasa manis dan teksturnya sedikit berpasir. Agar lebih awet, simpanlah kentang di tempat yang gelap.

7. Tomat
Menyimpan buah-buahan berkulit tipis seperti tomat juga dapat memperkaya rasa. Akan tetapi jika suhu di rumah Anda terlalu panas, ​bungkus tomat dengan kertas lalu masukkan​ ke dalam lemari es.

Gejala dan Cara Mengatasi Food Coma


Food coma terjadi karena terlalu banyak melahap makanan. Akibatnya, seseorang akan merasa sangat ngantuk atau lemas setelah makan. Selain kedua gejala diatas, terdapat beberapa gejala umum bila seseorang mengalami food coma.​Keadaan ini banyak dialami oleh orang terutama di hari-hari libur lebaran. Umumnya mereka melahap makanan berlemak dan manis hampir sepanjang hari. Tak hanya mengantuk atau lemas, food coma ditandai dengan beberapa gejala seperti berikut ini.

1. Mengantuk
Gejala food coma yang paling umum adalah mengantuk. Ini terjadi karena setelah makan banyak, tubuh akan mengalami lonjakan gula darah. Akibatnya, tubuh memproduksi hormon insulin guna melawan lonjakan gula darah tersebut. Peningkatan insulin ternyata merangsang otak untuk menghasilkan lebih banyak serotonin dan melatonin yang menyebabkan rasa kantuk.

2. Badan menjadi dingin
Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, maka semakin aktif pula kerja sistem saraf parasimpatis. Ini membuat tubuh memfokuskan sebagian besar energi untuk sistem pencernaan. Sirkulasi darah pun menjadi tidak lancar sehingga menyebabkan tubuh terasa dingin.

3. Lemas
Selain menyebabkan badan terasa dingin, konsentrasi energi berlebih pada sistem pencernaan membuat seseorang merasa lemas, lesu, ataupun tidak produktif.

4. Kembung
Rasa kembung terjadi karena konsumsi makanan yang terlalu banyak dalam waktu singkat. Apalagi jika jenis makanan yang dikonsumsi adalah makanan berlemak. Tubuh memerlukan lebih banyak waktu untuk mencerna lemak dibandingkan protein dan karbohidrat.

5. Gas di perut
Rasa kembung biasanya dibarengi dengan produksi gas berlebih dalam perut. Ini terjadi karena ketika mencerna makanan, bakteri dalam usus memproduksi gas untuk membantu proses pencernaan. Sebagian besar gas juga masuk dalam perut dari udara yang tertelan saat melahap makanan. Akibatnya, perut akan terasa tidak nyaman.

Mengalami ngantuk, lemas, atau kembung setelah makan terlalu banyak tentu sangat tidak nyaman. Terdapat beberapa cara untuk mengindarkan Anda dari gejala food coma seperti mengatur porsi makan dan mengunyah makanan pelan-pelan. Selain mengatur porsi makan dan mengunyah makanan secara perlahan, beberapa cara ini juga efektif menghindarkan Anda dari food coma.

1. Sering makan dalam porsi kecil
Food coma bisa dihindari dengan mengatur porsi dan waktu makan. Agar tidak terlalu kenyang, makan dalam porsi kecil namun sering lebih dianjurkan daripada makan dalam porsi besar dalam sekali waktu. Untuk membantu mengurang porsi makan, makanlah dengan piring berukuran kecil dan berwarna kontras dengan makanan.

2. Hindari makanan tinggi karbohidrat dan gula
Untuk mencegah lonjakan gula darah yang umum terjadi saat food coma, hindari konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula seperti nasi putih atau sereal. Sebaiknya pilih makanan berprotein dan tinggi serat seperti buah dan sayur.

3. Kunyah makanan perlahan
Mengunyah makanan secara perlahan dapat membuat tekstur makanan lebih halus. Ini akan mempermudah tubuh dalam menyerap zat gizi makanan. Anda pun merasa lebih kenyang walaupun makan dalam porsi yang tidak terlalu besar. Kunyahlah makanan minimal 10 kali sebelum ditelan. Cara ini juga dapat meminimalisir rasa kembung yang muncul setelah makan banyak.

4. Tambahkan kayu manis
Penelitian menunjukkan kayu manis dapat mempertahankan kadar gula darah tetap rendah. Karenanya, tambahkan kayu manis dalam hidangan gurih. Konsumsi setengah sendok makan kayu manis tiap hari bahkan dapat menurunkan gula darah hingga 20 persen

Bahaya Kesehatan dari Makan Berlebihan Saat Lebaran


Siapa yang tak tergoda ketika melihat berbagai hidangan masakan lezat yang bersantan khas Lebaran seperti opor, gulai, dan rendang. Belum lagi cemilan-cemilan yang berjajar di atas meja seolah melambaikan tangan untuk segera disantap. Apa salahnya disantap? Makan saja, toh tak sering-sering. Hanya saja, Anda juga harus hati-hati, jangan makan berlebihan.

“Makanan yang mengandung kuning telur, kemudian makanan yang berasal dari hewan itu pasti mengandung kolesterol. Lainnya bersifat lemak jenuh misalnya makanan dari santan yang dipanaskan berulang-ulang dan gorengan,” Kata Marya Haryono, dokter gizi dari RSU Bunda, Menteng.

Dia menambahkan, semua makanan tersebut jika disantap berlebihan, punya risiko yang membahayakan kesehatan Anda. Salah satunya adalah bahaya kegemukan dan juga penyakit lainnya. “Kalau makannya berlebihan saat Lebaran dengan begitu banyaknya sajian makanan, otomatis pasti mempengaruhi berat badannya, komposisi lemak tubuh, profil di dalam darah itu juga akan mengalami perubahan menjadi lebih banyak.” ujar Marya.

Kenaikan berat badan ini akan menyebabkan rentetan risiko kesehatan lain yang mungkin dialami. Marya menambahkan, berat badan yang naik ini akan memengaruhi metabolisme tubuh. “Risiko obesitas itu akan mempengaruhi metabolisme tubuh seperti kenaikan kolesterol, pembuluh darah, kencing manis, penyakit jantung itu akan terjadi jika berat badan terus bertambah,” ujarnya.

Hanya saja, ini tak berarti kalau Anda sama sekali tak boleh menyantap hidangan Lebaran yang super nikmat ini. “Solusinya memang harus kendalikan diri. Jadi kalau memang jamnya makan ya makanlah, tetapi saat di luar jam makan itu yang kita harus lebih berhati-hati,” katanya. “Kalau toh memang ada jeda waktu untuk snack time, itulah saatnya kita memilih jenis makanan yang berserat tinggi seperti buah atau sayur dan salad.”

Daftar Sayuran Yang Semakin Dimasak Semakin Bergizi


Walau sayuran dalam bentuk segar dianggap sebagian orang lebih sehat, tapi ada beberapa jenis sayuran yang kadar nutrisinya meningkat setelah ia dimasak.

“Dulu orang menganggap memasak bisa menurunkan kadar nutrisi dalam sayuran jika dibandingkan dengan yang segar. Tapi hal itu tak selalu benar,” kata Rui Hai Liu, profesor ilmu makanan di Cornell University.

Ia menjelaskan, banyak nutrisi dalam sayur dan buah yang terikat di dinding sel. “Proses memasak membantu melepaskannya, sehingga nutrisi itu lebih gampang diserap tubuh,” kata profesor yang meneliti tentang efek panas pada makanan ini.

Berikut adalah beberapa sayuran yang sebaiknya dimasak dulu sebelum dikonsumsi.

– Tomat
Apakah itu dipanggang, goreng, atau ditumbuh halus menjadi saus spageti, proses pemanasakan akan meningkatkan fitokimia dalam tomat, yakni likopen. Zat ini terbukti bisa menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung. Likopen adalah zat yang memberi warna merah pada tomat.

Menurut penelitian yang dilakukan Liu tahun 2002, pemanasan tomat selama 30 menit di suhu 80 derajat celcius akan meningkatkan level penyerapan likopen sampai 35 persen. Walau pemasakan akan menurunkan kadar vitamin C, tapi bisa meningkatkan kemampuan antioksidannya sampai 62 persen.

– Bayam
Sayuran berdaun hijau ini sangat kaya nutrisi, tetapi tubuh kita akan menyerap lebih banyak kalsium dan zat besi di dalamnya jika bayam sudah dimasak. Ini karena bayam mengandung asam oksalat yang bisa menghambat penyerapan zat besi dan kalsium tetapi akan dipecah di bawah suhu tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan, merebus bayam di air mendidih lalu menyiraminya dengan air dingin bisa menurunkan kadar oksalat sampai 40 persen.

– Wortel
Proses pemasakan akan memunculkan karotenoid, zat pelawan kanker, di dalam wortel. Studi tahun 2008 menunjukkan bahwa merebus wortel sampai agak lembek akan meningkatkan konsentrasi karotenoid sampai 14 persen. Sementara itu menggorengnya bisa menurunkan kadar karotenoid sekitar 13 persen.

– Asparagus
Studi tahun 2009 menyebutkan, memasak akan meningkatkan level 6 nutrisi penting di dalam asparagus sampai 16 persen. Salah satu dari zat tersebut adalah asam phenolic yang bisa menurunkan risiko kanker.

– Jamur
Secangkir jamur yang dimasak memiliki kandungan niacin, potasium, magnesium, zinc, dua kali lipat dibanding versi mentahnya. Selain itu, terkadang jamur mentah bisa mengandung sedikit racun sehingga memang perlu dimasak.

Petani Jagung Mulai Gunakan Teknologi Untuk Tingkatkan Produktivitas Lahan


Sejumlah petani jagung di Jawa Timur siap menerapkan teknologi pertanian guna mengurangi volume impor komoditas tersebut, khususnya guna memenuhi kebutuhan industri pakan ternak di Indonesia.

“Langkah itu seperti teknik budi daya terbaik, penggunaan benih unggul, advokasi, dan sosialisasi kepada petani serta penanganan pascapanen yang baik. Upaya ini menjadi upaya nyata mewujudkan peningkatan produksi di pertanian jagung,” kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia, Winarno Thohir.

Winarno mengemukakan itu melalui siaran pers tentang Panen Jagung di lahan seluas 24 ribu hektare, di Taman Teknologi Pertanian Desa Banyubang Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jumat.

Apabila hal itu terwujud, yakin dia, mimpi Indonesia untuk swasembada di berbagai komoditas pertanian utama dapat terealisasi. Hal itu juga sesuai dengan cita-cita pemerintahan Presiden Joko Widodo sehingga perlu ada dukungan semua pemangku kepentingan.

“Kami harap pemerintah bisa memperkuat infrastruktur dan regulasi tentang penggunaan teknologi mutakhir dalam bidang pertanian,” ujarnya.

Oleh sebab itu, jelas dia, Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara yang sukses meningkatkan produktivitas pertaniannya seperti Brazil dan Filipina. Pemanfaatan teknologi pertanian mutakhir juga diharapkan bisa mengatasi permasalahan mahalnya biaya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertanian.

“Dengan pemanfaatan teknologi terkini, biaya produksi bisa dipangkas dan produktifvitas per hektar lahan bisa ditingkatkan. Selain itu, terobosan teknologi juga diperlukan dalam menghadapi musim yang tidak menentu akibat perubahan iklim,” paparnya.

Ketua Kelompok Tani Agribisnis Perdana dari Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, H Sholahuddin menyatakan, kini petani jagung di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, serangan gulma, hama dan penyakit serta perubahan iklim yang berakibat penurunan potensi hasil pertanian.

“Dampaknya, hal itu bisa menghilangkan potensi pendapatan petani,” ucapnya.

Di sisi lain, kata dia, mahalnya tenaga kerja di bidang pertanian juga berpotensi menurunkan pendapatan petani. Dengan demikian, pemanfaatan berbagai teknologi mutakhir termasuk bioteknologi diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

“Kalau dari sisi peningkatan produktivitas ada potensi sebesar sembilan ton per hektare yang bisa dioptimalkan. Padahal, dari posisi saat ini 6,7 ton sampai tujuh ton per hektare sedangkan di sisi lahan masih ada sekitar 5.000 hektare yang bisa dijadikan lahan tanam baru,” tuturnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Ekoputro melanjutkan, target produksi pada tahun 2015 di Jatim mencapai 6,2 juta ton pipil kering. Angka itu meningkat dari produksi tahun lalu yang tercatat 5,7 juta ton dan di Jatim produksi jagung terpusat di Sumenep, Tuban, dan Lamongan.

“Dominasi 60 persen atau sekitar 3,5 juta ton dari jumlah itu diserap oleh industri pakan ternak. Dengan terobosan teknologi, upaya ini bisa menjadi salah satu langkah untuk memperkuat posisi Jatim sebagai daerah penyangga produksi jagung nasional,” katanya.