Category Archives: Nyamuk Demam Berdarah

Kebun Salak Adalah Sarang Nyamuk Anopheles


Areal kebun salak merupakan tempat berkembang biak nyamuk anopheles. Kondisi ini mengakibatkan daerah yang menjadi sentra salak seperti Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, berpotensi menjadi tempat berjangkitnya penyakit malaria.

Nyamuk anopheles menyukai tempat-tempat yang memiliki ciri seperti kebun salak, lembab, terdapat air menggenang, dan kotor.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Hendarto, Senin (1/3), mengatakan, kasus malaria Kecamatan Srumbung pertama kali ditemukan pada tahun 2004. Ketika itu, awal penyebaran penyakit berasal dari warga yang tertular virus tersebut dari luar kota.

“Namun, karena kondisi daerah di Kecamatan Srumbung mendukung, ketika itu nyamuk berkembang cepat, penularan penyakit yang semula berasal dari luar berubah menjadi lokal,” ujarnya.

Pada tahun 2004, jumlah penderita malaria yang terdata mencapai 24 orang. Setelah dilakukan penyuluhan dan pembersihan lingkungan, penyakit malaria tidak pernah lagi ditemukan di Kecamatan Srumbung hingga tahun 2009. Pada tahun 2010, kasus malaria kembali muncul menjangkiti empat warga Desa Banyuadem.

Untuk menghindari penularan penyakit malaria, menurut Hendarto, setiap petani salak diminta untuk rajin membersihkan kebun dan mengupayakan agar air irigasi selalu mengalir.

Kepala Desa Banyuadem mengatakan, selama bulan Februari 2010 terdapat 266 orang yang menderita gejala malaria, yaitu panas tinggi, menggigil, dan pusing. Dari jumlah tersebut, 119 orang berasal dari Dusun Ganden dan 147 dari Dusun Banyuadem.

“Rata-rata penderita yang terjangkit penyakit malaria berasal dari satu keluarga,” ujarnya.

Nyamuk Demam Berdarah Lebih Haus Darah Daripada Nyamuk Jenis Lain


Virus dengue membutuhkan nyamuk untuk hidup dan menyebar. Namun, rupanya virus yang menyebabkan demam berdarah ini juga berevolusi agar bisa menyebar lebih cepat dengan memanipulasi perilaku nyamuk.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLoS Pathogen menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi virus dengue lebih haus darah dan mampu lebih cepat menemukan sumber makan an berupa darah dibandingkan dengan yang tak terinfeksi.

Tim ahli mikrobiologi molekuler dan imunologi dari John Hopkins University di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat adalah yang menemukan fakta ini. Mereka adalah Shuzen Sim, Jose L Ramirez serta George Dimopoulos.

Untuk menemukannya, peneliti membandingkan gen yang aktif di kelenjar ludah nyamuk yang terinfeksi dan tidak. Peneliti menemukan bahwa infeksi dengue menonaktifkan 147 gen. Hasilnya, beberapa menjadi gen imun.

Studi juga menunjukkan bahwa virus mengaktifkan gen yang membantu deteksi bau dan penghisapan darah. Aktifnya gen ini membuat nyamuk lebih pandai dalam mencari mangsa dan menusukkan organ penghisap darahnya.

Studi pernah dilakukan sebelumnya juga mengungkap bahwa parasit malaria bisa mempengaruhi perilaku nyamuk. Anopheles yang terinfeksi terpacu untuk menyerang korban lebih banyak sehingga lebih banyak orang pula yang terserang malaria.

Terakhir, peneliti juga menemukan bahwa manusia pun memicu penyebaran virus. Ketika manusia terinfeksi, manusia berkeringat. Bau keringat menarik lebih banyak nyamuk untuk menghisap darah. Alhasil, banyak nyamuk yang berpeluang terinfeksi.

Nyamuk Ternyata Kencing Saat Mengisap Darah


Serangga penghisap darah seprti nyamuk ternyata punya perilaku aneh saat menghisap darah. Seperti yang diketahui sebelumnya oleh para ahli, mereka kencing terlebih dahulu. Dan, di luar dugaan, mereka juga mengeluarkan cairan pre-urin berupa darah!

Perilaku tersebut membuat para ilmuwan bingung. Claudio R Lazzari, entomolog dari François Rabelais University in Tours, Perancis, seperti dikutip New York Times, Senin (19/12/2011) mengatakan, “Darah adalah sesuatu yang sangat berharga. Melepaskannya berisiko tinggi.”

Penelitian terbaru yang dilakukan Lazzari dan dipublikasikan di jurnal Current Biology mengungkap bahwa pengeluaran cairan pre-urin bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh saat makan , yang bisa mencapai 40 derajat Celsius.

Untuk mendapatkan kesimpulan itu, Lazzari meneliti nyamuk jenis Anopheles stephensi. Saat makan , cairan urin dan pre-urin nyamuk itu dikeluarkan lewat anus. Kadang, cairan menggantung seperti embun yang akan menetes sebelum jatuh.

Menurut Lazzari, saat urin dan pre-urin dikeluarkan, cairan menguap dan mendinginkan suhu tubuh hingga mencapai 3 derajat Celsius. Mekanisme ini adalah salah satu kehebatan serangga dalam mengontrol suhu tubuh.

Nyamuk bukan satu-satunya serangga yang menggunakan makan annya sendiri untuk mengatur suhu tubuh. Lebah misalnya, membuang sedikit nektar yang dimakannya untuk menjaga kepala tetap dingin saat terbang.

Nyamuk Ternyata Numpang Teduh Dibutiran Air Saat Hujan


Bagaimana tingkah serangga terbang saat hujan tiba? Terutama, serangga seperti nyamuk yang beratnya 50 kali lebih ringan daripada butiran air hujan.

Jika dipikirkan, pasti serangga seperti nyamuk pasti sangat menderita. Mereka mungkin bakal seperti manusia yang tertimpa karung beras 100 kg saat hujan. Tapi, apakah memang demikian?

Studi yang dilakukan oleh Andrew K Dickerson dari Georgia Tech menunjukkan bahwa nyamuk tak sedemikian menderita. Mereka punya cara untuk menyiasati, menghindari dari ancaman.

Dickerson dan rekannya mempelajari perilaku nyamuk saat hujan di laboratorium. Tentu, hujan dalam eksperimen adalah hujan buatan, dibuat dengan cara menyemprotkan airpada nyamuk.

Seperti dikutip Scientific American, Rabu (6/6/2012), saat hujan, nyamuk justru menumpang pada butiran air sedikit sebelum akhirnya melarikan diri menghindari penderitaan yang mungkin terjadi karena kejatuhan air.

Perilaku tersebut mampu dilakukan karena didukung karakteristik yang dimiliki. Nyamuk mempunyai berat tubuh yang ringan serta rangka luar tubuh yang cukup kuat. Itu mendukungnya menumpang butiran air hujan.

David Hu, ilmuwan lain yang terlibat penelitian, seperti diberitakan Daily Mail, Kamis (7/6/2012), mengatakan bahwa nyamuk juga memiliki cara melepaskan diri ketika air hujan memang telah menghantamnya.

Saat air hujan menghantam, nyamuk tak memberi perlawanan. Mereka menerima selama beberapa detik. Setelahnya, mereka membuat gerakan semacam tendangan dengan kakinya sehingga bisa terbang bebas.

Jadi, dalam mengatasinyamuk saat hujan adalah tipikal makhkuk hidup yang ikut arus. Fakta ini menunjukkan kecerdasan si nyamuk. Studi ini dipublikasikan di Proceeding of the National Academy of Sciences baru-baru ini.

Daftar Tanaman Anti Nyamuk Yang Membuat Nyamuk Pergi dan Mati


Selain memberi kesejukan, tanaman tertentu memang bisa membantu mengusir nyamuk, terutama di bagian luar rumah. Cara ini mungkin efektif untuk dicoba.

Di tengah cuaca panas saat ini, serbuan nyamuk sangat menjengkelkan. Selain gatal, gigitannya juga bisa menimbulkan penyakit berbahaya seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Daripada mengobati, lebih baik mencegahnya dengan menanam beberapa tanaman pengusir nyamuk berikut ini;

Geranium

Tanaman bernama latin pelargonium citrosa yang umumnya ditanam di luar rumah ini mengandung zat citronella yang mampu mengusir nyamuk. Cara mengusir nyamuk adalah dengan cara menggoyang-goyangkan helaian daun atau tertiup angin dan menghasilkan aroma khas. Tanaman geranium sekurang-kurangnya memiliki tiga varian, yakni citrosa mosquito fighter, cirosa queen of lemon, dan citrosa lady diana.

Lavender

Selain tampilannya menarik berwarna keunguan, bunga lavender mengeluarkan aroma wangi yang dapat menghindari gigitan nyamuk. Caranya, gosok-gosokkan saja bunga lavender ke kulit. Tubuh pun akan relatif terlindung dari gigitan nyamuk. Karena aromanya wangi, lavender juga sering dipakai sebagai aromaterapi.

Serai wangi

Tanaman serai tak hanya andal di dapur sebagai bumbu masak, batang dan daunnya ternyata bisa juga dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk. Perlu diketahui, tanaman serai wangi mengandung zat-zat, seperti geraniol, metilheptenon, terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal.

Sitronelal memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, sitronelal dapat menyebabkan kematian nyamuk akibat kehilangan cairan secara terus-menerus.

Zodia

Tanaman zodia (evodia suaveolens) ini dikenal berasal dari Papua. Masyarakat Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan zodia tertentu sebelum masuk ke hutan agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk.

Zodia mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool yang dapat membantu mengusir nyamuk.

Biasanya, tanaman ini ditanam dalam pot dan merupakan tanaman yang ditanam dalam ruangan (indoor plant). Namun, tidak ada masalah jika tanaman ini ditumbuhkan di halaman rumah.

Rosemary

Tanaman bunga ini mampu mengeluarkan aroma khas yang dibenci nyamuk. Tanaman ini akan tumbuh baik di bawah sinar matahari dan membutuhkan air yang cukup. Bunga rosemary cocok ditanam di pot atau tanah di dekat jendela atau pintu.

Kecombrang

Tumbuhan yang juga memiliki sebutan kantan, kincung (Medan), siantan (Malaysia), kaalaa (Thailand) atau honje ini merupakan sejenis tumbuhan rempah. Bahkan, bunga, buah, serta biji kecombrang ini kerap kali dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Bunga ini dikenal dapat mengusir nyamuk.

Akar wangi

Tumbuhan ini dikenal dapat mengendalikan populasi nyamuk demam berdarah. Apalagi jika bukan karena bau menyengat yang menjadi aroma khas akar wangi. Jika obat pengusir nyamuk bisa digunakan di dalam ruangan, sejumlah tanaman ini bisa menjadi “tameng” Anda saat melakukan aktivitas di luar ruangan tanpa terganggu nyamuk. Anda dan keluarga pun bisa bernafas lega tanpa khawatir gangguan nyamuk

Kaos Kaki Bekas dan Bau Terbukti Merupakan Obat Nyamuk Malaria Yang Paling Mujarab


Tahukah Anda, ada yang lebih efektif untuk mengusir nyamuk selain obat semprot atau kelambu, yakni kaus kaki bekas. Ya, kaus kaki bekas yang baunya mungkin tak sedap itu sangat disukai nyamuk malaria.

Adalah Dr.Bart Knols, ilmuwan dari Belanda, yang pertama kali mengetahui bahwa nyamuk tertarik pada bau kaki manusia. Ia sengaja berdiri telanjang di dalam kamar gelap untuk mengetahui bagian tubuh mana yang paling disukai nyamuk untuk digigit. Ternyata bagian kaki adalah favorit nyamuk.

Akan tetapi selama 15 tahun, “ilmu” tersebut belum banyak membantu para ilmuwan dalam mencegah gigitan nyamuk, terutama yang bisa menimbulkan penyakit seperti halnya nyamuk malaria.

Kemudian Dr.Fredros Okumu, kepala projek riset dari Tanzania Ifakara Health Institute, menciptakan campuran 8 jenis zat kimia untuk menemukan bau yang paling tepat untuk menarik nyamuk.

Nyamuk-nyamuk yang dipancing dengan bau seperti bau kaus kaki bekas itu kemudian masuk dalam perangkap lalu diberi zat racun. Cara ini cukup efektif untuk membunuh 95 persen nyamuk. Jebakan itu diletakkan di luar ruangan.

“Jebakan dengan bau khas kaki manusia itu menarik nyamuk empat kali lebih banyak,” kata Okumu yang mengerjakan projek ini selama 2 tahun.

Ia menjelaskan penelitian masih akan dilanjutkan untuk mengetahui tempat yang paling cocok untuk meletakkan jebakan. Bila diletakkan terlalu dekat dengan manusia maka ada kemungkinan nyamuk lebih tertarik untuk menggigit manusia, tapi jika jaraknya terlalu jauh jebakannya akan kurang efektif.

Prototipe jebakan yang dibuat Okumu masih cukup mahal karena itu ia berharap ada pabrik yang bisa memproduksi jebakan itu secara mahal sehingga bisa dijangkau masyaraktat luas.

Atas inovasinya ini Okumu yang tahun lalu menerima dana riset 100.000 dollar Amerika mendapat tambahan 775.000 dollar AS dari Yayasan Bill and Melinda Gates untuk melanjutkan projeknya dalam pencegahan penyakit malaria.

Walau pun secara global infeksi penyakit malaria telah berkurang tetapi masih ditemukan 220 juta kasus malaria baru setiap tahunnya. PBB menyebutkan dari jumlah tersebut 800.000 orang meninggal dunia, terbanyak adalah anak-anak.

UGM Temukan Alat Mekanik Pembunuh Jentik Nyamuk Dalam Bak Mandi


Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menciptakan alat isap jentik nyamuk elektrik mekanik sederhana yang diberi nama Gama Kuras.

“Gama Kuras adalah alat untuk membersihkan jentik nyamuk di bak mandi atau bak penampungan air tanpa menguras atau membuang air yang ada di bak,” kata Ketua Tim Pencipta Gama Kuras, Tri Baskoro Unggul Saptoto di Yogyakarta, Jumat.

Alat itu, menurut dia dapat digerakkan mengikuti sasaran jentik nyamuk yang akan dituju. Alat ini tanpa menggunakan bahan kimia racun pembunuh jentik nyamuk.

Ia mengatakan keunggulan Gama Kuras antara lain sebagai alat isap elektrik mekanik dengan sistem resirkulasi air yang mampu menangkap 50 jentik nyamuk dalam waktu 140 detik.

“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi membuang air dengan sia-sia saat menguras bak untuk membersihkan jentik nyamuk,” kata Ketua Minat Entomologi Kedokteran Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM ini.

Menurut dia, pembuatan prototipe Gama Kuras sangat sederhana. Alat itu menggunakan pompa aerator dengan daya isap maksimum, dan dihubungkan dengan sebuah botol plastik berlubang kecil pada dindingnya dengan dibalut kain yang berfungsi sebagai penyaring (filter).

“Jentik yang terisap kemudian akan masuk ke perangkap saringan, sedangkan air akan kembali ke bak penampungan, sehingga tidak ada air yang terbuang. Semua komponen lokal tersebut disatukan di sebuah pipa pralon yang berfungsi sebagai pegangan,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya berharap ada mitra usaha yang bisa bekerja sama untuk menyederhanakan bentuk dan memproduksi alat tersebut.

Dengan demikian, menurut dia, alat itu dapat diproduksi dalam jumlah banyak, guna menekan penyebaran nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue.

“Penggunaan alat ini merupakan cara yang efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit demam berdarah dengue, karena membersihkan jentik nyamuk di tempat apa pun merupakan cara paling jitu dalam menurunkan populasi nyamuk penular penyakit itu,” katanya.

Amerika Serikat Berhasil Membasmi Demam Berdarah Dari Cayman Island Dengan Rekayasa Genetika


Ilmuwan Amerika Serikat mengembangkan teknologi rekayasa genetika untuk membasmi nyamuk penyebab demam berdarah di Kepulauan Cayman. Prevalensi penyakit itu di kepulauan ini dilaporkan sangat tinggi.

Uji coba kali ini adalah yang pertama dilakukan di alam terbuka setelah selama beberapa tahun dikembangkan dalam skala laboratorium dengan sejumlah hitung-hitungan kalkulasi.

“Uji coba lapangan ini akan menjadi sebuah lompatan besar,” kata Andrew Read,  profesor biologi dan entomologi di Pennsylvania State University. Langkah untuk meniadakan serangka yang menjadi perantara penyakit, katanya, sangat menguntungkan bagi kehidupan.

Penyakit demam berdarah dimulai dari gigitan seekor nyamuk yang terinfeksi, menyebabkan demam, sakit pada persendian, dan berujung pada pecahnya membuluh darah. Sebanyak 2,5 miliar warga dunia berada dalam risiko demam berdarah, menurut data WHO, dan setidaknya 50 juta kasus ditemukan tiap tahun. Hingga saat ini, tak ada vaksin yang mampu mencegahnya. Berbeda dengan malaria, kejadian luar biasa demam berdarah tak bisa diprediksi.

Bagaimana sistem kerja nyamuk anti-demam berdarah ini? Peneliti di Oxitec Limited merekayasa nyamuk jantan steril dengan memanipulasi susunan DNA-nya. Di kepulauan Cayman ini, peneliti melepaskan 3 juta nyamuk jantan untuk menemui betina dari jenis yang sama. Perkawinan keduanya tak akan menghasilkan keturunan. Asal tahu saja, nyamuk pengisap darah hanyalah nyamuk betina yang tengah hamil.

Dalam sepekan, para ilmuwan melepaskan nyamuk secara bertahap sebanyak tiga kali di area seluas 40 acre. Di gugus Kepulauan Karibia ini, demam berdarah memang tengah mewabah. Diharapkan, nyamuk mandul ini akan mampu menekan kasus demam berdarah hingga 80 persen.

Namun langkah ini ditentang sebagian besar aktivis lingkungan. Mereka mengkhawatirkan akan lahir nyamuk mutan — hasil mutasi gen yang tak dikehendaki — yang justru akan membahayakan manusia dan lingkungan.

Kenali Ciri Ciri Aksi Jahat Dari Virus Demam Berdarah Dengue Yang Mematikan


Demam berdarah dengue masih menyisakan berbagai pertanyaan menggantung. Termasuk di dalam keluarga Bain (49), warga Jakarta Timur, yang baru terserang penyakit itu bersamaan dengan putranya, Anan (18), beberapa waktu lalu.

Kesannya, demam berdarah itu bisa remeh, tetapi juga dapat mematikan. Lebih baik tidak ambil risiko,” ujar Bain yang sempat dirawat lima hari di sebuah rumah sakit. Begitu merasa demam, tanpa pikir panjang, Bain yang sudah tiga kali dihinggapi demam berdarah dengue itu memeriksakan diri ke dokter. Kekhawatiran utamanya, demam berdarah.

Sepak terjang penyakit demam berdarah kian mengkhawatirkan. Penyakit yang satu ini tidak pilih-pilih korban dan tak hanya menyerang anak-anak saja, seperti sebelumnya dikenal.

Penyakit berbahaya itu tak lepas dari aksi virus dengue di dalam darah. Dengue berasal dari bahasa Swahili, ki denga pepo, atau serangan tiba-tiba berupa kejang yang disebabkan roh jahat. Dalam bahasa Spanyol kemudian disebut dengue. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti itu menjadi wabah di Indonesia pada 1968.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Karya Bhakti, Bogor, Adi Teruna Effendi, mengatakan, demam dengue disebabkan oleh virus dengue (VDEN). Namun, infeksi virus dengue dalam dinamikanya sering menimbulkan ragam gambaran klinik, seperti demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrom (DSS). Virus dengue mampu memperbanyak diri sehingga menimbulkan penyebaran yang selanjutnya menentukan arah berkembangnya infeksi.

Keberadaan virus di dalam darah memicu sistem imunitas yang ditandai dengan demam akut. ”Hanya saja, terkadang demam itu tidak dirasakan karena tengah bepergian, sibuk, atau kelelahan,” ujar Adi.

Selain itu, pemecahan virus dengue akan melepaskan protein nonstruktural yang nantinya mendorong replikasi virus lebih jauh lagi. Kondisi itu menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran.

Dokter spesialis anak dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Alan Roland Tumbelaka, menambahkan, peningkatan hematokrit menjadi salah satu penanda akan adanya ancaman kebocoran plasma yang dapat menyebabkan shock dan berbahaya. ”Dibandingkan dengan nilai trombosit, nilai hematokrit jauh lebih penting dalam menentukan kegawatan suatu kasus demam berdarah dengue,” ujarnya.

Terjadinya shock bergantung pada jenis tipe virus dengue (dikenal dengan serotipe) yang masuk ke tubuh anak. Terdapat empat serotipe, yakni Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3, dan Dengue 4. Tingkat kejahatan virus juga berperan. ”Respons kekebalan tubuh dari setiap penderita ikut juga menentukan terjadinya shock atau tidak,” kata Alan.

Perbedaan

Alan menjelaskan, kebocoran plasma (plasma leakage) membedakan antara demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue. Pada DBD terjadi kebocoran plasma karena keluarnya cairan plasma darah dari pembuluh darah seseorang ke jaringan di luar pembuluh darah. Kebocoran itu menyisakan zat padat dalam darah atau sel darah yang ditandai oleh kadar hematokrit (kekentalan darah) meningkat. Kebocoran plasma yang biasanya pada hari ke-3 hingga ke-4 itu dapat dikenali dengan nilai hematokrit (Ht).

Sebagian cairan plasma masuk ke ruang di luar pembuluh darah, seperti ruang antara selaput paru (pleura) atau ke antara selaput pembungkus jantung (perikardium), atau ke ruang antara usus manusia (peritonium). Lantaran keluarnya cairan itu, rongga pembuluh darah menjadi relatif kosong dan tekanannya jadi berkurang. Hal ini memberi gejala turunnya tekanan dalam pembuluh darah dan berakibat fatal shock atau renjatan. ”Inilah komplikasi DBD yang ditakuti orang dan merupakan perbedaan demam berdarah dengue dengan demam dengue,” ujarnya.

Peningkatan hematokrit sekaligus tanda penderita memerlukan tindakan darurat berupa infus yang cepat dan tepat cairan kristaloid atau koloid, tergantung keburukan serta evaluasi situasi yang terjadi. Tidak jarang kemudian penderita memerlukan perawatan di ruang rawat intensif (ICU).

Pada penderita demam berdarah dengue dapat pula terjadi pendarahan karena adanya gangguan fungsi trombosit sehingga terjadi gangguan pembekuan darah. Jumlah trombosit yang menurun (di bawah 100.000 per mm) juga berpengaruh terhadap terjadi perdarahan. Selain itu, timbul gangguan pemakaian fungsi trombosit sehingga mudah terjadi perdarahan. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan atau shock.

Menurut Alan, hal lain yang juga penting ialah keterangan infeksi virus dengue tersebut terjadi pertama kali atau tidak. Infeksi pertama kali, berarti virus dengue belum pernah masuk ke tubuh anak sebelumnya dan merupakan infeksi primer. ”Inilah yang terjadi pada demam dengue. Pada infeksi berikutnya, penderita dapat terinfeksi oleh virus dengue kembali, tetapi dari jenis atau serotipe yang berbeda. Biasanya gejalanya lebih berat. Ini yang disebut infeksi sekunder dan biasanya disebut DBD,” ujarnya.

Pada dasarnya, infeksi virus dengue merupakan self limiting infection disease yang akan berakhir 2-7 hari. Lantaran tidak ada obatnya, penanganan pasien dengan memberikan cairan cukup guna mengurangi rasa haus dan dehidrasi.

Pada anak, jika volume darah si anak tidak sampai berkurang pada saat terjadi kebocoran plasma, kebocoran itu dapat dihadapi tubuhnya. Biasanya itu dikarenakan anak mempunyai kesempatan dan kesanggupan minum cukup. Sedangkan anak yang tidak bisa minum, atau sering muntah, mempunyai tendensi mudah menjadi shock. Monitor dan perhatian khusus terhadap derajat kehausan dan kemampuan minum si anak sangat penting.

Selain itu, dapat pula diberikan obat penurun panas dengan berhati-hati. Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (1997), pemakaian obat antidemam golongan parasetamol lebih tepat untuk menurunkan demam berdarah dengue.

Asam asetilsalisilat ataupun obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, mempunyai indikasi kontra pada demam dengue ataupun DBD yang dapat menimbulkan risiko perdarahan. Namun, tetap saja kecepatan deteksi dan penanganan ikut menentukan keselamatan penderita dari lubang maut.

Obat Malaria Baru Dalam Satu-Dosis Ditemukan


Para periset menemukan obat malaria baru yang menjanjikan, berpotensi mengatasi sifat resistensi penyakit mematikan dalam satu-dosis, menurut studi terbitan jurnal Sains, Kamis.

Obat itu mungkin siap menjalani ujicoba klinis paling cepat akhir tahun ini dan nampaknya lebih ampuh daripada obat yang saat ini digunakan, kata para periset.
“Kami sangat tertarik oleh senyawa barunya,” kata pengarang studi tersebut, Elizabeth Winzeler, profesor di Scripps Research Institute dan anggota Genomics Institute of the Novartis Research Foundation.
“Obat itu memiliki banyak fitur bagus sebagai calon obat, termasuk profil keamanan efektif dan potensi penyembuhan dengan satu dosis secara oral.”
Metode pengobatan terkini mengharuskan pasien minum obat antara satu hingga empat kali sehari selama tiga hingga tujuh hari. Melalui pengurangan pengobatan hingga hanya dengan satu dosis memperkecil kesempatan parasit mengembangkan resistensi terhadap obat, kata para periset.
Kurang lebih terdapat 247 juta kasus malaria pada 2008 yang menyebabkan sekitar satu juta kematian, terutama diantara anak-anak di Afrika, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Malaria ditularkan ketika orang digigit nyamuk yang terinfeksi parasit yang disebut Plasmodium.
Parasit itu menyebabkan panas dan muntah dan dapat dengan cepat mengancam jiwa dengan mengganggu pasokan darah ke organ vital.
Parasit mengembangkan resistensi terhadap sejumlah obat malaria di banyak tempat di dunia dan telah berlangsung lebih dari satu dasawarsa sejak obat malaria jenis baru mulai digunakan secara luas.
“Malaria tetap menjadi momok,” kata Mark Fishman, presiden Novartis Institutes for BioMedical Reseach.
“Parasit tersebut telah mempertontonkan kemampuan yang membuat frustrasi dengan mengelabuhi obat-obatan baru, dari kina sampai toleransi yang kian mengganggu kini terhadap turunan artemisinin,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Kami senang bahwa para ilmuwan kami mampu memberikan terapi malaria baru potensial ini, didasarkan pada struktur kimia yang belum pernah ada dan diarahkan pada sasaran baru dan berbeda.”
Obat tersebut diujikan pada tikus-tikus yang terinfeksi jenis malaria yang bisa membunuh mereka dalam waktu satu minggu.
Satu dosis besar obat itu menyembuhkan kelima tikus yang terinfeksi itu. Tiga dari enam tikus penerima dosis lebih sedikit disembuhkan dan tingkat kesembuhan naik menjadi 90 persen ketika tikus itu diberi tiga dosis jumlah-kecil tadi.
Pengembangan obat malaria baru itu sedikit memiliki insentif ekonomis karena penyakit itu terutama menghantam negara-negara termiskin di dunia.
Senyawa, dengan sebutan NITD609, dikembangkan melalui kemitraan yang melibatkan raksasa farmasi Novartis, sejumlah organisasi nirlaba, badan pemerintah AS dan Singapura dan para periset di berbagai universitas di Amerika Serikat, Swiss, Thailand, dan Inggris Raya.
Obat itu ditemukan melalui pemindaian 12.000 produk alami dan senyawa sintetis dari perpustakaan Novartis untuk mendapatkan senyawa aktif melawan kebanyakan parasit malaria paling mematikan.
Pemindaian pertama menghasilkan 275 senyawa dan kemudian dari daftar itu dipersempit menjadi 17 calon potensial.
“Dari awal, NITD609 menonjol karena dia kelihatannya berbeda, dalam hal struktur dan kimiawinya, dari semua obat antimalaria yang digunakan sekarang,” kata Winzeler dalam sebuah pernyataan.
“Obat malaria baru yang ideal bukan hanya merupakan modifikasi dari obat-obatan yang ada, tetapi yang memiliki fitur dan mekanisme aksi baru serta berbeda secara keseluruhan. NITD609 memilikinya.”

Berbagai studi lebih jauh terhadap binatang sedang berjalan dan para periset sedang dalam proses mendapatkan persetujuan bagi percobaan tahap-awal pada manusia.