6 Makanan Yang Mampu Mencegah Kanker


Meskipun mematikan, kanker merupakan penyakit yang bisa dicegah. Diet yang sehat dan kaya antioksidan adalah salah satu kuncinya. Dasar dari diet yang perlu dilakukan adalah kombinasi dari membatasi dan menghindari makanan pemicu, dan memperbanyak makanan yang mampu melawan kanker.

Rekomendasi diet untuk melawan kanker itu pun dipublikasi dalam Journal of the American College of Nutrition. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan enam poin pola makan yang mampu membantu mengurangi risiko kanker. Berikut enam poin tersebut.

1. Makan lebih banyak buah dan sayuran, terutama sayuran berdaun hijau untuk mengurangi risiko kanker secara keseluruhan.
Semua dokter setuju diet berbasis tanaman dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung. Dr Paul Talalay, profesor dari John Hopkins University yang tidak terlibat dalam studi, menjelaskan, buah dan sayur mengandung senyawa protektif, fitokimia antioksidan. Itulah yang membuat mereka bisa melindungi tubuh dari kanker.

2. Makan produk kedelai untuk mengurangi risiko dan kekambuhan kanker payudara
Produk kedelai, seperti tempe atau tahu, juga memiliki senyawa yang bersifat protektif. Mengganti daging dengan produk kedelai akan mengurangi konsumsi lemak dan senyawa kimia lain yang memicu kanker dan penyakit jantung.

3. Batasi atau hindari produk susu untuk mengurangi risiko kanker prostat
Banyak studi membuktikan hubungan produk susu dengan kanker prostat, tetapi penyebabnya bisa jadi berasal dari kalsium. Kendati demikian, studi lain menyebutkan, produk susu mampu menurunkan risiko kanker kolorektal. Karena itu, bila memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, ada baiknya untuk membatasi konsumsi produk susu.

4. Batasi dan hindari alkohol untuk mengurangi risiko kanker mulut, faring, laring, esofagus, kolon, rektum, dan payudara Sebuah studi melaporkan, konsumsi segelas minuman beralkohol dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kanker mulut, faring, dan laring sebanyak 24 persen. Sedangkan konsumsi dua hingga tiga minuman beralkohol dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal sebanyak 21 persen. Namun, studi lainnya pun ada yang mengatakan konsumsi minuman beralkohol juga dapat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Karena itu, pembatasan adalah hal yang paling mungkin dilakukan.

5. Hindari daging merah dan olahan untuk mengurangi risiko kanker kolon dan rektum
Anjuran ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Studi skala besar dari Harvard School of Public Health mengungkapkan, konsumsi rutin daging merah dan olahan seperti sosis akan meningkatkan risiko kematian prematur.

6. Hindari daging yang dibakar, digoreng, dan dipanggang untuk mengurangi risiko kanker kolon, rektum, payudara, prostat, ginjal, dan pankreas Saat dimasak dengan cara-cara tadi, daging akan mengeluarkan senyawa karsinogenik atau pemicu kanker yang disebut senyawa heterosiklik.

Terlalu banyak duduk memang mematikan. Jika Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda dalam sehari untuk duduk, salah satu penyakit yang mengintai adalah kanker. Dalam sebuah kajian terhadap beberapa studi diketahui, orang yang menghabiskan banyak waktunya untuk duduk atau pasif menonton TV ternyata lebih mungkin didiagnosis menderita kanker kolon atau endometrium. “Kanker adalah penyakit yang kompleks dan ada banyak penyebabnya, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Terlalu banyak duduk bisa jadi salah satu faktor,” kata Daniela Schmid, dari Universitas Regensburg, Jerman.

Ia menjelaskan, gaya hidup sedentari alias kurang bergerak sudah sejak lama dikaitkan dengan penyakit kronik seperti diabetes dan penyakit jantung, serta kanker. Dalam studinya, Schmid menganalisa 43 studi yang melibatkan sekitar 69.000 pasien kanker. Untuk setiap dua jam waktu duduk, risikonya terkena kanker kolon naik 8 persen dan kanker endometrium sekitar 10 persen.

Risikonya ternyata paling besar pada duduk menonton TV ketimbang duduk untuk bekerja. “Ini karena saat nonton TV kita biasanya mengasup makanan tidak sehat atau merokok,” katanya. Terlalu banyak duduk memicu kanker antara lain karena faktor obesitas. Tetapi mungkin ada penjelasan lain yang lebih spesifik yang belum diketahui.

“Manusia berevolusi selama ribuan tahun dengan jumlah aktivitas fisik yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam 150 tahun tahun terakhir banyak aktivitas fisik yang dihilangkan. Ini mungkin ada efeknya pada cara tubuh mengolah karbohidrat dan juga efek lain dari tidak bergerak sepanjang hari,” kata Graham A.COlditz, peneliti.

Memang para peneliti tidak membuat panduan seberapa banyak duduk yang dianggap berlebihan, tetapi menjaga hidup tetap aktif dan memutus waktu duduk adalah langkah awal yang baik.

Tinggalkan komentar